Rabu, 24 Mei 2017

Review pertemuan ke 6 mata kuliah Journalism

Senin, 07 April 2017


Liputan dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara langsung pada peristiwa yang akan dilaporkan. Hal ini bisa dilakukan untuk berita-berita yang sudah diduga atau terjadwal. Di dalam melakukan liputan, wartawan harus bisa mengumpulkan informasi yang lengkap, meliputi informasi tentang apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa atau bisa disebut dengan menggunakan 5W+1H.
Untuk berita-berita yang tak terduga, yang biasanya sudah terjadi tanpa kehadiran wartawan ditempat peristiwa, maka wartawana  melakukan liputan dengan menggali informasi melalui wawancara. Wawancara atau interview merupakan salah satu cara menggali informasi lewat percakapan antara wartawan dengan seseorang yang menjadi sumber berita. Seorang wartawan tidak bisa mewawancarai sembarang orang.
Interview (yang diwawancarai) adalah seorang atau sejumlah orang kedudukannya, peranannya atau keterlibatannya, kompetisi atau keahlian, dan pengalamannya, dianggap memiliki informasi pentingyang dibutuhkan wartawan sebagai bahan penulisan berita.
Jenis-jenis wawancara:
1.      Factual news interview
Wawancara dengan sumber berita yang memiliki otoritas atau mengetahui dengan persis suatu peristiwa atau permasalahan yang hendak diberitakan.
2.      Casual interview (doorstop)
Wawancara yang tidak diatur atau direncanakan terlebih dahulu. Dilakukan secara mendadak pada saat wartawan bertemu dengan sumber berita.
3.      Group interview
Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah wartawan dari berbagai media massa dengan seorang atau lebih sumber berita. Hal ini terjadi terutama pada acara konferensi pers atau jumpa pers.
4.      Personality interviewali
Wawancara yang memiliki tujuan khusus, yaitu menggali penjelasan lebih jauh mengenai pribadi seseorang. Biasanya dikaitkan dengan penulisan profil seseorang.
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum wawancara
1.      Menyusun  pertanyaan mengenai permasalahan yang akan ditanyakan secara runtut .
2.      Memastikan bahwa sumber berita benar-benar menguasai permasalahan yang akan ditayangkan.
3.      Melakukan kontak atau janjian dengan sumber berita untuk memastikan waktu dan permasalahannya.
4.      Apabila diminta, wartawan bisa memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu, agar narasumber  siap dengan bahan yang diperlukan.
5.      Persiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mencatat atau merekam hasil wawancara. Misalnya: notes, pena dan alat perekam.
Etika ketika wawancara:
1.      Cek lebih dahulu perjanian yang sudah dibuat dengan sumber berita.
2.      Bersikap sopan dan memperkenalkan diri lebih dahulu dengan menyebutkan identitas (nama dan asal media massa).
3.      Ajukan pertanyaan secara ringkas, jelas dan to the point.
4.      Apabila sumber berita terkesan berusaha menutupi informasi, ajukan pertanyaan yang tidak langsung.
5.      Jangan mendorong sumber berita dengan pertanyaan. Dengarkan apa jawaban sumber berita atas pertanyaan sebelumnya.
6.      Membuat suasana santai. Jangan mengeluarkan notes, alat perekam, atau mengambil foto tanpa minta izin terlebih dulu.
7.      Cara terbaik adalah Tidak mencatat selama selama melakukan wawancara. Namun berusaha mengingat isi pembicaraan dan setelah mewawancara, baru menuliskan catatannya.
8.      Berusaha untuk menjaga agar masalah tidak keluar dari kerangkanya atau melebar kepembicaraan yang tidak relevan.
9.      Tidak mengajukan pertanyaan yang “bodoh”. Misalnya pertanyaan yang klise, atau pertanyaan retoris atau pertanyaan yang tidak peka kepada perasaan sumber berita.
10.  Apabila akan mengalihkan percakapan kepermasalahan yang berbeda, mintalah izin terlebih dahulu kepada sumber berita.
11.  Menjaga atau melindungi kerahasiaan identitas. Sumber berita yang ideal adalah apabila sumber berita mau disebutkan identitasnya dengan jelas. Namun apabila dia keberatan, maka wartawan harus menjaga kebersihan identitasnya.
12.  Wartawan juga harus menghormati permintaan untuk off the record, dimana informasi yang diberikan oleh sumber berita hanya boleh diketahui oleh wartawan dan redaktur, namun tidak boleh dimuat didalam berita dimedia massa.
13.  Apalagi mengakhiri wawancara, ucapkan terimakasih dan mintalah kesediaan sumber berita untuk dihubungi lagi pada kesempatan yang lain.
Ragam Jurnalistik
1.      Menaati aturan ajaran yang berlaku (EYD).
2.      Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku.
3.      Tidak meninggalkan prefix me- dan prefix ber- kecuali pada judul berita.
4.      Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (SPO).
5.      Menggunakan kalmia logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan.
6.      Satu paragraf hanya terdiri dari dua atau tiga buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpeloihara.
7.      Menggunakan bentuk kalimat aktif pada kata maupun kalimat. Bentuk kalimat pasif hanya digunakan kalau memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi penggunaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar