Kamis, 15 Juni 2017

Review Jurnalistik ke- 10



Bahasa Yang Tepat Makna

Ada beberapa cara untuk menerapkan prinsip tepat makna di dalam bahasa jurnalistik. Antara lain:
1)      Menggunkan kata-kata yang secara faktual adalah benar;
2)      Menggunkan kata-kata yang secara gramatikal memiliki bentuk yang tepat;
3)      Menggunakan kata yang secara semantik mempunyai nuansa makna yang tepat dari sedert kata bersinonim;
4)      Menghindari bentuk-bentuk frase atau kalimat yang ambigu; dan
5)      Menyusun kalimat sesuai dengan kaidah gramatikal.

Ø  Kata-kata dengan kebenaran Faktual
Yang dimaksud dengan kata-kata yang memiliki kebenaran faktual adalah kata-kata yang sesuai objek empirisnya. Kalimat berikut tidak tepat makna karena tidak sesuai dengan fakta empiris.
Contoh: Cianjur terletak di Jawa Tengah (kalimat tidak tepat makna karena Cianjur secara faktual terletak di Jawa Barat).
Ø  Kata-kata dengan bentuk Gramatikal yang tepat
Yang dimaksud dengan kata-kata dengan bentuk gramatikal yang tepat adalah kata-kata yang memiliki bentuk gramatikal yang mendukung konsep makna yang tepat. Seperti, kata Melemparkan terkandung makna “objek yang bergerak”, kata menghindarkan terkandung makna “menghindar akan” sedangkan menghindari “menghindar dari”.
Simak kalimat-kalimat yang tepat makna dengan kata-kata tersebut.
-          Anggota Dewan yang marah melemparkan botol minuman ke arah ketua sidang.
-          Mereka melempari ketua sidang dengan botol minuman.
-          Polisi berusaha menghindarkan tersangka copet dari amukan masa.
Ø  Pilihan dari kata-kata Bersinonim
Banyak orang berpendapat bahwa kata-kata yang bersinonim seperti mati, wafat, meninggal, berpulang, tewas, gugur, dan mampus memiliki makna yang sama; namun, sebenarnya tidak. Yang sama hanyalah makna dasranya, yaitu “yang tadinya bernyawa menjadi tidak bernyawa lagi.”
Contoh: Dua orang prajurit gugur  dalam kontak senjata itu.
Ø  Menghindari bentuk-bentuk ambiguiti
Yang dimaksud dengan bentuk ambiguiti, yakni bentuk frase atau kalimat yang mempunyai potensi untuk ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna.
-          Anak dan bapak yang nakal
Anak dan bapak yang nakal ditafsirkan bermakna (a) yang nakal anaknya dan bapaknya; (b) yang nakal hanya bapaknya, anaknya tidak. Konstruksi itu harus dihindari. Caranya, kalau yang diinginkan makna (a) maka konstruksinya adalah (a). Jadi, Anak dan bapak sama-sama nakal. Sedangkan jika yang diinginkan makna (b) maka konstruksinya adalah (b) Anak dan bapak nakal, jadi, tanpa konjungsi yang diantara kata anak dan kata nakal.
Ø  Susunan kalimat yang cermat
Dalam rangka menerapkan prinsip tepat makna, maka unsur subjek dan unsur predikat harus ada. Jika salah sat tidak ada maka ketepatan makna akan terganggu.
-          Dalam sidang pansus hak angket Bank Century kemarin memeriksa Robert Tantular, pemilik Bank Century itu
Kalimat diatas tidak jelas makna, sebab subjeknya tidak ada. Kalimat itu dimulai dengan keterangan tempat. “Dalam sidang Pansus hak angket Bank Century kemarin.” Untuk menjadi bersubjek kata dalam yang ada pada keterangan tempat harus dihilangkan, sehingga menjadi sebuah subjek. Dalam sidang pansus hak angket Bank Century kemarin memeriksa Robert Tantular, pemilik Bank Century itu.

Bahasa yang Menarik
Ø  Menarik pada Judul Berita
Petama-tama orang ingin membaca sebuah berita adalah karena melihat judul beritanya. Pleh karena itu, menurut Rosihan Anwar (1991), judul berita itu harus dikemas semenarik mungkin, dengan kata-kata yang dapat mengunggah perasaan dan minat pembaca. Judul berita harus dalam bentuk kalimat yang predikatnya berupa verba atau kata kerja. Lebih baik lagi verba yang bersifat aktif, bukan pasif, meskipun prefiks me- pada verba itu ditinggalkan. Misalnya:
-          Pansus Angket Bank Century periksa Robert Tantular
-          Ruhut Sitompul bentak Gayus Lumbuun
-          Budiono bantah Ausit BPK
Ø  Menarik pada Teras Berita
Yang dimaksud dengan teras berita, yakni paragraf pertama dari berita langsung yang berisi informasi mengenai yang akan dikembangkan pada badan berita. Misalnya, untuk berita berjudul:
-          Busway Nabrak Sepeda Motor
Teras beritanya dibuat dalam tiga buah kalimat singkat.
-          Lagi, kecelakaan di jalur busway. Samsudin (30th), warga Rt. 04 Rw. 09 Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin pagi sekitar pukul 8 ketika motong jalur busway di Mataram Raya, terpental dihantam bus transjakarta sejauh 5 meter. Korban yang luka parah dilarikan ke RSCM. Kasusnya ditangani polsek Mataram.
Dalam teras berita di atas kita lihat semua unsur yang harus ada pada sebuah berita (5W + 1H) telah dipaparkan.
Ø  Menarik untuk Badan Berita, Berita Kisah, dan Artkel
-          Mendramatisasi kejadian
-          Beliau marah kepada kami
Melainkan harus dinyatakan sebagai kalimat berikut.
-          Beliau menggebrak meja sambil berteriak dan melotot pada kami.
-          Mengkonkretkan Kata Abstrak
-          Dulu mantan penguasa pada zaman Orde Baru itu memiliki izin HPH di Kalimantan yang luas.
Harus diubah, dikonkretkan menjadi kalimat berikut.
-          Dulu mantan penguasa pada zaman Orde Baru itu memiliki izin HPH di Kalimantan seluas 10 ribu hektar.
-          Variasi pola Kalimat
-             
-          Variasi Jenis Kalimat
-          (a) Kami sudah menerima laporan itu (Aktif)
-          (b) Laporan itu sudah kami terima (Pasif)
-          (a) Dia mengemplang pajak 200 juta rupiah (aktif)
-          (b) Pajak 200 juta rupiah ddikemplangnya (pasif)
-          Variasi Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung pada konteks-konteks tertentu dapat ditinggalkan, alias tidak usah digunakan. Namun, kalau terpaksa harus digunakan demi menerapkan prinsip tepat makna, maka hendaknya harus digunakan secara bervariasi demi menerapkan prinsip bahasa yang menarik.
-          Penggunaan Ungkapan, Gaya bahasa, Eufisme, dan Disfemisme
Ungkapan adalah kata atau gabungan kata yang maknanya tidak dapat ditelusuri secara leksikal maupun gramatikal.
-          Anggota pansus hak angket Bank Century mengatakan mereka harus membanting tulang mencari kebenaran.
Gaya bahasa atau style adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
-          Bagai elang menyambar anak ayam tersangka menyambar tas korbannya sambil mengegas sepeda motornya, kabur.
Eufemisme adalah upaya menampilkan bentuk-bentuk kata yang dianggap memiliki makna yang lebih luas atau lebih sopan untuk menggantikan kata-kata yang telah biasa dan dianggap kasar.
-          Pengemudi angkot yang melanggar lalu lintas itu memberi kebijaksanaan pada petugas yang menangkapnya.
Disfemisme adalah upaya untuk mengganti kata atau ungkapan yang halus dengan kata atau ungkapan yang bermakna kasar.
-          Kontingan bulu tangkis kit akhirnya berhasil menggondol piala Thomas.
Bahasa yang Nalar
Ø  Kesimpulan umum (induktif)
Kesimpulan umum (induktif) adalah kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta-fakta khusus menjadi sebuah kesimpulan. Nemun, dalam masyarakat umum banyak kita dengar atau baca kesimpulan umum yang salah atau tidak benar karena ditarik dari percontoh fakta-fakta khusus yang tidak cukup. Misalnya:
-          Orang Indonesia itu malas
Kita akui memang banyak rang Indonesia yang malas, tetapi yang tidak mals masih lebih banyak. Oleh karena itu, agar pernyataan di atas menjadi nalar, maka seharusnya diberi keterangan beberapa, atau kata keterangan lain, sehingga misalnya menjadi:
-          Banyak orang Indonesia yang malas
Ø  Kesimpulan Khusus (Deduksi)
Kesimpulan khusus (deduksi) ditarik dari satu pernyataan umum (PU) dan satu pernyataan Khusus (PK).
PU : Semua dokter tulisannya jelek
PK : Ayah saya seorang dokter
Jadi : Ayah saya tulisannya jelek
Kesimpulan “Ayah saya tulisannya jelek” adalah logis dan sah.
Ø  Persamaan (Aanlogi) yang salah
Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan satu fakta khusus dengan fakta khusu yang lain. Kesimpulan berdasarkan analogi ini seringkali menyesatkan karena kedua fakta khusus yang disamakan atau diperbandingkan tidak ada relevansinya. Simak contoh berikut!
-          Untuk ketertiban kampus Rektor harus bertindak seperti seorang jendral menguasai anak buahnya agar disiplin bisa terpenuhi. (tidak jelas/?)
Ø  Kesalahan Argumentasi
Argumen adalah alasan untuk memberikan suatu Pernyataan. Contoh:
-          Kalau Anda senang memancing tentu Anda akan senang tinggal di daerah ini karena rawa-rawa dan sungainya banyak ikannya. (benar)
-          Kalu Anda senang memancing tetntu Anda akan senang tinggal di daerah ini karena tanahnya subur dan pemandangannya indah. (salah)
Sebab-sebab kesalahan dalam memberikan argumen:
a.       Alasan yang diberikan tidak mengenai pokok masalah, atau pokok masalah itu ditukar dengan pokok masalah lain.
b.      Alasan yang diberikan bukan mengenai masalahnya, tetapi mengenai pribadi orangnya.
c.       Alasan yang diberikan tidak berdasarkan pendapat ahli di bidangnya. Umpamanya pernyataan politik luar negeri didasarkan pada pendapat seoarang ahli biologi, dst.
d.      Alasan yang diberikan berdasarkan pikiran atau pandangan apriori si pemabca atau penulis
e.       Alasan yang diberikan tidak ada hubungannya dengan masalah pokok.
f.       Alasan yang diberikan sama dengan masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar