Rabuu, 15 Maret 2017
PEMBAGIAN SEJARAH JURNALISME DUNIA
1)
Perkembangan Jurnalistik sebelum ditemukan Mesin Cetak
Pada tahun 100-44 SM, Julius Caesar adalah Bapak Pers Dunia, namun
beliau hanya menuruskan tradisi. Beliau menulis segala kejadian penting dipapan
atau lebih dikenal dengan “Annals” dan digantung diserambi rumah. Pada tahun 60
SM semakin berkembang yakni memparkan pengumuman yang diletakkan dipusat kota
atau lebih dikenal dengn Forum Romanum (Stadion Romawi).
Media yang terdapat di Era Julius Caesar yaitu Acta Diurna Dikono
Dinoi adalah cikal bakal surat kabar harian, yang masih menggunakan tulisan
tangan pada tahun 1457 di Nurenberg, Jerman. Tokoh wartawan pertama dunia
adalah Nabi Nuh.
Peran pemerintahan dan respon yaitu mendukung adanya media pada
masa dalam memperoleh informasi. Informasi tersebut biasanya digunakan untuk
peraturan, kematian, titah raja dan pernikahan.
Pada masa ini di Negara Cina sudah muncul kertas.
2)
Pada abad 15
Media yang berkembang yaitu Mesin Cetak yang diciptakan oleh
Johannes Gutenberg dari Jerman. Cetakan dengan model baja yang dapat bergerak
(huruf-huruf yang lengkap) dan hasil cetakkan berbentuk buku dan hasil dari
cetkkannya dicetak dengan harga yang relative murah.
Karakteristik pada abad di media ini adalah disebarkan melalui
hasil cetakkan, hasilnya berbentuk naskah-naskah, hasilnya berbentuk koran dan
media berawal dari naskah-naskah yang sebelumnya ditulis tangan.
Respon pemerinthan abad ini yaitu menginformasikan berita dalam
kerajaan saja dan masih dibatasi oleh penguasa.
3)
Pada abad 18
Pada
abad ini terdapat mesin cetak cepat pada tahun 1880 dan menggunakan tinta warna.
Karakteristik pada abad ini yaitu jurnalisme lebih merupakan bisnis
dan alat politik ketimbang sebuah profesi.
Respon pemerintahan pada abad ini yaitu pembatasan pemerintaan
pemeritah yang dikeluarkan dan juga adanya beban pajak pada industri diabad
ini.
Pada abad ini banyak bisnis media (koran) dan mesin cetak lebih
berkembang pesat dan abad sebelumnya.
4)
Pada abad 20
Pada era 1990-an, penggunaan teknologi computer tidak terbatas
diruang redaksi saja karena semakin canggih teknologi komputer notebook yang
dilengkapi dengan modem dan wireless serta akses pengiriman berita melalui internet yang telah
mempermudahkan wartawan yang meliput di media paling sulit dimedan paling sulit
sekalipun. Dan juga dituntut agar tidak kalah bersaing dan menyebarluaskan
berita diberbagai kalangan.
Pada era 2000.an, muncul situs-situs pribadi yang juga memuat
laporan jurnalistik pemiliknya (situs pribadi) yang dinamakan weblog dan sering
disebut sebagai blog.
Pada era abad 18, alat cetak pada berita masih berupa mesin cetak
cepat. Pada tahun 1893, pertama kalinya muncul surat kabar di Amerika Serikat
dengan menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa koran. Pada tahun 1899
mulai digunakannya teknologi mereka kedalam pita, akan tetapi belum banyak yang
menggunakannya. Pada abad ini, fungsi pers bertambah dari “to inform” dengan
“to influence”. Beralihnya sistem pers otoriter (outaritarian press) ke sistem
pers liberal (libertarian press).
Sedangkan pada abad 20 teknologi semakin canggih, penggunaan
teknologi komputer tidak terbatas dirung redaksi saja. Dalam kurun waktu lama proses
penulisan berita didominasi dengan pedoman klasik 5W + 1H (What, When, Where,
Why, Who dan How) yang mengacu pada fakta-fakta dilapangan.
Respon pemerintah pada jurnalisme awal 20 adalah pemerintah
mengeluarkan UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 40 tahun
1949 tentang pres.
5)
Populernya Jurnalis setelah adanya internet
Media yang berkembang pada permulaan 1990, internet mulai populer
hampir setiap Benua mampu mengakses internet dan memanfaatkannya, salah satu
pemanfaatannya dibidang jurnalistik.
Media online mulai muncul pada 1998, dan menyebar hampir diseluruh
dunia beberapa contph media online yang berkembang pada masa itu adalah koran
online “Chicago Tribune”, media online pertama “Detik.com” dan journalism
online pertama “Republika” di Indonesia dan selanjutnya ada jejaring sosial.
Perbedaan jurnalis pada sekarang dengan era sebelumnya adalah lebih
cepat, lebih praktis, dapat diakses dimana saja dan kapan saja, dapat diakses
siapapun, pembaca dapat berhubungan langsung dengan redaksi, tidak terbatas,
dan dapat diakses tidak hanya melalui computer tapi juga bisa melalui gedged.
Ada beberapa karakteristik journalism online antara lain yaitu
Audience Control (pembaca dapat memilih berita yang lebih meeka sukai),
Multimedia Copability (berita dapat dinikmati, berupa teks, gambar, suara atau
video dan komponen lainnya), Immediacy (berita dapat disampaikan dengan cepat),
Storge and retrievat (tersimpan terasip dan dapat diakses kembali dengan
mudah), dan Nonlienarity (berdiri sendiri atau pembaca tidak harus membaca
secara berurutan).
Respon pemerintahan pada masa ini yaitu pemerintah memberikan
respon yang baik terhadap munculnya media online. Hal ini dapat dilihat
keikutsertaan pemerintah dalam memanfaatkan media online untuk mensosialisasikan
kebijakan-kebijakannya menjalankan tanggung jawabnya, media kampanye,
mendapatkan berita dari Negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar